Nama
|
Abu Sangkan
|
|
Subyek
|
Re : Dimana Allah?
|
|
Tanggal
|
27
September 2000; 06.58
|
|
Mohon
penjelasan mengenai perkara ini, satunya ada yang mengatakan Allah tidak
bertempat dan pada bahagian yang lain pula mengatakan Allah berada di atas
'arsy. mohon penjelasan mengikut aqidah Ahli sunnah wal jamaah
|
||
|
Assalamu'alaikum wr.
wb.
Rekan-rekan Anggota
Majlis Dzikrullah Yth.
Terimakasih atas
kiriman potongan artikel oleh Sdr. Mohd Sabri, sekaligus permintaan penjelasan
yang anda alamatkan ke milis dzikrullah.
Berikut ini penjelasan
saya, mudah-mudahan anda menjadi jelas, bisa menerima & memahaminya.
ALLAH DIATAS LANGIT ???
-------------------------
Setelah saya membaca
dalil-dalil yang cukup kuat dan meyakinkan ... saya cukup mengerti maksudnya
...
Namun sayang...
kelihatannya kurang difahami bahwa ayat-ayat Alqu'ran mempunyai makna muhkamat
dan mutasyabihaat, sehingga sangat keliru kalau terjemahan dan pengertian
"Allah bermukim diatas langit atau diatas bumi"... dengan dalil kalau
berdo'a menengadah keatas untuk menandakan keberadaan Allah diatas ...
Alqur'an didalam
mengungkapkan suatu masalah yang konkrit, misalnya hukum rajam, hukum jinayat,
hukum waris, hukum syariat mu'amalat, dijelaskan dengan kalimat yang bukan
majaz ... yaitu muhkamat artinya sudah jelas, tidak perlu ditafsirkan
lagi.seperti shalatlah kamu, dan bayarlah zakat , dst...
Akan tetapi kalau
sudah mencakup persoalan ghaib ... tentang Allah, syurga, dan neraka, ... serta
perasaan, maka Alqur'an menggunakan kalimat perumpamaan ... metafora ... yang
biasa disebut
mutasyabihaat..
mutasyabihaat..
Ada kelemahan bahasa
manusia jika mengungkapkan rasa, sehigga Rasulullah ketika menjelaskan masalah
syurga-pun tidak menjelaskan keadaan sebenarnya ... beliau hanya memberikan
gambaran bahwa syurga itu indah dan nikmat, dibawahnya ada air susu dan madu
mengalir, ada buah-buahan ,korma, anggur dan arak....setelah itu beliau
memberikan penjelasan ... keadaan syurga itu tidak pernah terdengar oleh
telinga ... tidak bisa terbayangkan oleh pikiran ... dan tidak pernah terlintas
dihati. Artinya bukan seperti apa yang digambarkan oleh Rasulullah ... (lihat
gambaran syurga dalam surat
Yaasin ayat:55-57)
Bagaimana Rasulullah
akan menjelaskan sesuatu, atau keadaan yang didunia ini tidak ada. Bagaimana
beliau akan memperbandingkan sesuatu yang tidak ada didunia. Apa jadinya kalau
syurga itu seperti apa yang telah kita bayangkan tadi ... mirip dengan apa yang
kita rasakan ... Hal ini juga terjadi kepada kita, ketika dihadapkan persoalan
ungkapan rasa misalnya, hatiku telah bersemi lagi ... mendidih rasa hatiku
tatkala melihat orang kafir itu membantai kaum muslim Bosnia ... perampok itu
tergolong pembunuh berdarah dingin .... dan banyak lagi ungkapan rasa yang
tidak tertampung dan terwakili oleh kosa kata bahasa verbal ....
Namun demikian, kita
sudah memahami maksudnya tanpa harus menafsirkan kalimat tersebut, sebab kalau
kita mencoba menafsirkan ungkapan itu maka akan terjadi kesalah fahaman yang
pasti akan menyimpang, sehingga wajarlah Rasulullah tidak pernah menafsirkan
atau memberikan keterangan hal tersebut berupa 'foot note' dalam Alqur'an,
sebab para sahabat sudah mengerti maksudnya tanpa harus bertanya apa maksudnya.
Misalnya ada orang berkata " saya mau pergi kerumah sakit" pasti anda
tidak akan mengernyitkan mata karena bingung..khan ? Jangan
ditafsirkan dengan mengatakan "rumah kok sakit"
ditafsirkan dengan mengatakan "rumah kok sakit"
Begitu pula tentang
keberadaan Allah bahkan wujud Allah ... Allah mempergunakan kalimat
mutasyabihat dalam menerangkan keadaan diri-Nya.seperti dalam firman-Nya :
"
... Allah adalah cahaya langit dan bumi" (QS. An Nur: 35)
" ... hai iblis apakah yang menghalangi kamu bersujud kepada yang telah Ku Ciptakan dengan kedua tangan-Ku ..." (QS. Shaad:75 )
"maka Allah menjadikannya tujuh langit dalam dua hari..." (QS. Fushilat 12)
" ... Allah meliputi segala sesuatu" ( QS. Fushilat 54 )
" ... hai iblis apakah yang menghalangi kamu bersujud kepada yang telah Ku Ciptakan dengan kedua tangan-Ku ..." (QS. Shaad:75 )
"maka Allah menjadikannya tujuh langit dalam dua hari..." (QS. Fushilat 12)
" ... Allah meliputi segala sesuatu" ( QS. Fushilat 54 )
"Dan
Dia lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari dan singgasana-Nya
sebelum itu berada diatas air" (QS. Al Hud:7)
Didalam artikel 'Bab
Membuka Hijab', yang telah saya tulis & jelaskan tentang pertanyaan dimana,
dan seperti apa Allah swt ?
Firman Allah:
"Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka jawablah bahwasanya
Aku ini dekat ..." (QS. Al Baqarah :186)
".. dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya" (QS. Qaaf:16)
" ... ingatlah bahwa sesungguhnya Dia maha meliputi segala sesuatu" (QS. Al fushilat 54)
" ... kemanapun kamu menghadap disitulah wajah Allah .. "(QS. Al baqarah:115)
".. dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya" (QS. Qaaf:16)
" ... ingatlah bahwa sesungguhnya Dia maha meliputi segala sesuatu" (QS. Al fushilat 54)
" ... kemanapun kamu menghadap disitulah wajah Allah .. "(QS. Al baqarah:115)
Sangat jelas bagi
kita, bahwa ungkapan-ungkapan mutasyabihat di atas, dimengerti bukan untuk
ditafsirkan, melainkan sebagai batasan fikiran melalui konsepsi manusia. Bukan
hal yang sebenarnya,sebab Allah tidak bisa dibandingkan dengan sesuatu (QS. As
syura: 11), bahwa Allah tidak bisa dilihat dengan mata manusia dan tidak bisa
dijangkau oleh fikiran manusia akan tetapi Allah Maha Melihat segala yang
kelihatan (QS. Al An'am : 102-103)
Seperti yang pernah
saya katakan, bahwa Allah mentasybihkan dan meminjam kata-kata yang dimiliki
manusia untuk memudahkan berdialog dan memberikan pengertian dalam bentuk
bahasa manusia dan ilmu, sebab kalau kita menterjemahkan dengan kata sebenarnya
maka akan ada benturan-benturan yang saling bertentangan ...
Mari kita perhatikan
firman Allah dibawah ini:
"Dan
Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam hari dan singgasananya
sebelum itu berada diatas air" (QS. Hud :7)
"Allah-lah
yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang berada diantara mereka dalam enam
hari, kemudian Dia bersemayam diatas singgasana-Nya"(QS. Sajdah :4)
Bukankah syirik,
untuk memberikan tafsiran yang menggambarkan bahwa Allah memerlukan singgasana
dan bahwa singgasana itu seakan-akan terapung diatas air dan juga seakan-akan
Allah sesudah membuat langit dan bumi berserta isinya naik kembali ke tahta-Nya
?
Alangkah anehnya,
jika dikatakan Allah dalam menciptakan langit dan bumi beserta isinya
memerlukan waktu enam hari/masa ? Padahal bumi dan matahari belum tercipta! Apa
yang menjadi patokan waktu, ... padahal ruang pun tidak ada. Namun demikian,
saya akan sedikit berikan gambaran masalah penciptaan alam dan persoalan waktu
...
Bilamana mahaledakan
(big bang) itu terjadi ? Dari pengetahuan kita mengenai kecepatan berkembangnya
alam semesta, diperkirakan peristiwa itu terjadi antara sepuluh sampai lima belas miliar atau
ribu juta tahun yang lalu. Kemudian, dari keliling kosmos dan umurnya, dapat
dihitung kembali suhu alam semesta sesaat sesudah ledakan itu terjadi.
Diperkirakan pada saat itu suhu kodmos melebihi seratus juta juta juta juta
derajat, karena kerapatan materi yang sangat tinggi pula. Orang tidak pula
dapat menamakan keadaan alam semesta pada waktu itu. Kerapatan tinggi pada suhu
rendah membentuk benda padat, kerapatan rendah pada suhu tinggi membentuk gas,
tetapi kerapatan materi yang sangat tinggi yang dibarengi dengan suhu yang
sangat tinggi, ilmuwan pun tidak tahu keadaannya kecuali menamakannya sebagai
"sop kosmos" suatu fluida.
Inilah yang disebut
dalam ayat 7 surat
Hud dengan "air". Kata-kata " singgasana-Nya berada diatas air
(sebelum bumi dan langit diciptakan), oleh karena mengandung makna bahwa
pemerintahan atau peraturan Allah ditegakkan atas fluida kosmos itu. Pada saat
itu materi beserta ruang kosmos sudah diatur oleh Allah. dan mereka mengikuti
serta tunduk pada peraturan-peraturan itu, jadi pada saat diciptakan alam
semesta, Allah telah menetapkan berlakunya hukum-hukum alam sebagai
sunnatullah. Dengan berlakunya hukum-hukum alam ini maka semua makhluk, baik
ruang kosmos, atom molekul, partikel dan seluruh materi yang tersusun sebagai
benda mati atau hidup, matahari, bumi, bintang dan sebagainya, berjalan
sepanjang waktu sesuai dengan
ketetapan hukum-hukum tersebut, ... tidak satupun yang menyimpang kecuali izin Allah.
ketetapan hukum-hukum tersebut, ... tidak satupun yang menyimpang kecuali izin Allah.
Kitapun dapat
mengerti apa makna yang terkandung dalam surat Sajadah ayat 4, dimana
dinyatakan bahwa setelah melewati fase 'sop kosmos', Allah menciptakan langit
dan bumi beserta segenap isinya, dalam enam hari dan menegakkan kekuasaan atau
pemerintahan-Nya sekaligus sejak awal penciptaan.
Kita semua
mengetahui apa yang disebut ruang secara intuitif, yaitu suatu volume
berdimensi tiga yang dapat ditempati oleh suatu benda. Tiap benda didalam ruang
itu mempunyai tempat yang dalam ilmu pengetahuan alam, ditunjukkan oleh apa
yang disebut koodinat ruang. Kita juga mengetahui apa yang dimaksud dengan
kata-kata waktu, ... ia memberikan urutan ketika berlangsung gejala gejala di
dunia ini ... "kemarin" mendahului "sekarang", dan
"sekarang" lebih awal dari "besok". Didalam sains, kita
mengatakan bahwa gejala-gejala itu mebuat koordinat waktu. jadi semua gejala
alamiah memiliki koordinat ruang dan waktu, karena mereka terjadi pada
tempat-tempat dan pada urutan waktu masing-masing. Orang mengatakan bahwa
gejala-gejala alam itu berjalan melalui kontinuum ruang dan waktu, sebab orang
beranggapan bahwa suatu gejala diikuti oleh gejala-gejala lanjutannya dalam
suatu rangkaian yang tak terputus, berlanjut atau kontinu.
Kecuali itu pengertian kontinuum ruang-waktu mengandung makna, bahwa ruang dan waktu merupakan satu kebulatan yang tak terpisah satu sama lain.
Kecuali itu pengertian kontinuum ruang-waktu mengandung makna, bahwa ruang dan waktu merupakan satu kebulatan yang tak terpisah satu sama lain.
Kalau dulu waktu
yang lamanya satu detik 'disini' dianggap sama panjang dengan 'disana' dalam
semesta ini, sekarang terbukti tidak demikian halnya. Apabila seorang astronot
membawa pencatat waktu kesebuah planet diangkasa, bintang yang sangat dekat
misalnya, ... atau membawanya dalam pesawat ruang angkasa yang super cepat,
misalnya dengan tingkat laju yang mendekati kecepatan cahaya, maka pencatat
waktu yang identik yang berada dibumi akan dapat menunjukkan dengan mudah satu
detik pada astronot itu lebih lama jangka waktunya dibanding satu detik dibumi.
Kenyataaan yang baru ditermukan dan dipahami para ilmuwan dalam abad ke 20,
sebenarnya telah disebut dalam Alqu'an pada ayat 5 surat As Sajdah :
"Dia
mengatur perintah dari langit sampai ke bumi, kemudian para malaikat naik
menghadap pada-Nya dalam satu hari yang ukuran lamanya sama dengan seribu tahun
menurut perhitunganmu"
Mudah-mudahan kita
diberi kefahaman atas ilmu-ilmu_Nya yang tersembunyi maknanya
Untuk lebih jelasnya
coba anda ulangi membaca artikel saya pada Bab Membuka Hijab, disitu dijelaskan
"dimana Allah dan apa itu dzat"....
Wassalam,
Abu Sangkan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar