>

Kamis, 06 Juni 2013

RINJANI TRACKING

KATA PENGANTAR


Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah Azza Wajalla atas limpahan Rahmat dan Magfirah-Nya, sehingga buku cerita pengalaman pribadi penulis dalam melakukan pendakiannya ke gunung Rinjani bisa hadir ke tengah-tengah pembaca walau dalam kurun waktu yang panjang.

Ucapan terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada keluarga, kerabat, serta teman-teman yang tidak hentinya memberi support sehingga penulis terpacu untuk menyelesaikan buku cerita yang berjudul  "RINJANI TRACKING Bagian Pertama" ini.
Tentunya judul itu penulis pilih dikarenakan cerita ini direncanakan berlanjut sampai Bagian Kedua, Ketiga dan Keempat, sesuai dengan jumlah perjalanan saya ke gunung Rinjani.

Penulis sangat menyadari bahwa buku cirita ini dibangun berdasarkan pengalaman pribadi penulis yang dilakukan sejak belasan tahun silam, dimana tentunya akan sangat berpengaruh terhadap ingatan akan detail kejadian yang sesungguhnya dan ini tentunya penulis sangat sadari jika sewaktu-waktu isi cerita ini akan menuai kritik dari tokoh-tokoh yang ada dalam cerita ini sendiri, karena sebagian besar mereka hingga kini masih hidup di Kumbung. Namun bermodalkan semangat untuk menceritakan suasana emosional penulis saat melakukan perjalanannya penulis berimajinasi sendiri pada beberapa dialog antar tokoh dalam isi cerita ini.
Di samping itu, sebagai pemula tentunya keterbatasan pengalaman dan kosa-kata yang dimiliki penulis pada susunan kata maupun kalimat di dalam penulisan cerita ini sangat jauh dari harapan pembaca, untuk itu saya dengan lapang dada dan sangat mengharapkan kritik dan saran pembaca untuk kelanjutan penulisan cerita berikutnya.

Akhirnya harapan saya semoga cerita singkat ini bisa bermanfaat bagi para pembacanya. 


Mataram, 22 Mei 2013

Penulis,



ARDIE ARRAHMA





LATAR BELAKANG


Sudah tidak terbantahkan lagi jika Gunung Rinjani menjadi magnet terbesar yang diandalkan 'pulau pedas' ini untuk menarik wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Panorama alam eksotik yang disajikan sepanjang perjalanannya tidak akan pernah habis untuk dibahas dan akan selalu terkenang sepanjang masa.
Penulis sendiri terkahir kali melakukan perjalanannya lebih dari tujuh tahun silam, namun kenangan indah akan perjalanannya masih membekas hingga sekarang dan selalu mengusik saya untuk melakukannya lagi, namun sayang karena masalah pekerjaan yang tidak pernah bisa penulis tinggalkan sehingga keinginan itu sampai saat ini belum tergapai. Hingga akhirnya berinisiatif untuk menuangkannya ke dalam sebuah cerita agar kenangan itu makin lekat dan menjadi penawar kerinduan saya pada gunung yang menjadi salah satu destinasi pariwisata dunia itu.

Di samping itu setidaknya dengan hadirnya cerita ini akan menjadi travel guide atau petunjuk arah bagi para pecinta alam yang buta sama sekali akan kondisi alam di gunung rinjani terlebih bisa menggugah lebih banyak lagi wisatawan yang ingin berkunjung ke gunung Rinjani.

Have enjoy your travel!


Sabtu, 29 September 2012

Heboh Lekuk Telinga Bayi Berlafadz “Allah” Berjari 24

Heboh Lekuk Telinga Bayi Berlafadz “Allah” Berjari 24




Kecamatan Masbagik khususnya Desa Kumbang dihebohkan dengan kelahiran bayi yang berjari 24 dan pada lekukan telinganya seperti bertuliskan lafadz "Allah".
Bayi bernama lengkap Muhammad Yasir al Khaer lahir dengan persalinan normal di polindes setempat.  Hamdiah sang nenek menuturkan bahwa kelahiran cucunya tersebut dibantu oleh bidan desa pada hari Rabu (3011) sekitar pukul 22.00 Wita dalam kondisi sehat, dengan berat 4 kilogram.
Hanya saja sedikit ada kelainan dibandingkan bayi-bayi yang lahir pada umumnya. Lekukan telinga kanan maupun kiri bayi putra pertama dari pasangan H Khaerudin dan Hulfaturrahmi warga desa Kumbung Desa Kumbang Kecamatan Masbagik ini bertuliskan lafadz Allah.
Selain itu, jari-jari tangan dan kakinya tidak seperti normalnya manusia. Masing-masing jari berjumlah enam tidak lima seperti kebanyakan orang, sehingga total jari kaki dan tangan jabang bayi ini 24 jari.
Sontak kelainan yang dimiliki sang bayi membuat heboh masyarakat sekitar. Bayi yang lahir Rabu (30/11) pukul 22.00 Wita ini cukup menghebohkan masyarkat sekitar. Bahkan ada yang sempat datang meminta barokah dan berharap bisa lahir dengan keunikan yang sama dengan bayi Hufaturrahmi ini.
“Sekarang jadinya baru berusia enam hari,” tutur Hamdiyah nenek Bayi Muhammad Yasir Al-Khaer yang menggendongnya saat ditemui wartawan di gubuknya Selasa (6/12) kemarin. Bayi yang lahir normal ini katanya tidak menimbulkan keanehan selama  ini. Terlihat normal-normal saja.
Lahir dengan berat 4 kilogram dalam batas usia kehamilan yang normal pula. Sang Ibu, Hulfaturrahmi menyampaikan ia mengetahui bayinya memiliki keunikan setelah sehari ia melahirkan. Sang bidan Polindes tempat ia melahirkan tidak mengetahui.
Bayi yang diberikan nama oleh sang Bapak yang saat ini bekerja di Sholatiyah Arab Saudi mengandung arti “orang yang diberikan kemudahan”.