KATA PENGANTAR
Puji
syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah Azza Wajalla atas
limpahan Rahmat dan Magfirah-Nya, sehingga buku cerita pengalaman
pribadi penulis dalam melakukan pendakiannya ke gunung Rinjani bisa
hadir ke tengah-tengah pembaca walau dalam kurun waktu yang panjang.
Ucapan
terima kasih tidak lupa penulis sampaikan kepada keluarga, kerabat,
serta teman-teman yang tidak hentinya memberi support sehingga penulis
terpacu untuk menyelesaikan buku cerita yang berjudul "RINJANI TRACKING
Bagian Pertama" ini.
Tentunya judul itu penulis pilih dikarenakan
cerita ini direncanakan berlanjut sampai Bagian Kedua, Ketiga dan
Keempat, sesuai dengan jumlah perjalanan saya ke gunung Rinjani.
Penulis
sangat menyadari bahwa buku cirita ini dibangun berdasarkan pengalaman
pribadi penulis yang dilakukan sejak belasan tahun silam, dimana
tentunya akan sangat berpengaruh terhadap ingatan akan detail kejadian
yang sesungguhnya dan ini tentunya penulis sangat sadari jika
sewaktu-waktu isi cerita ini akan menuai kritik dari tokoh-tokoh yang
ada dalam cerita ini sendiri, karena sebagian besar mereka hingga kini
masih hidup di Kumbung. Namun bermodalkan semangat untuk menceritakan
suasana emosional penulis saat melakukan perjalanannya penulis
berimajinasi sendiri pada beberapa dialog antar tokoh dalam isi cerita
ini.
Di samping itu, sebagai pemula tentunya keterbatasan
pengalaman dan kosa-kata yang dimiliki penulis pada susunan kata maupun
kalimat di dalam penulisan cerita ini sangat jauh dari harapan pembaca,
untuk itu saya dengan lapang dada dan sangat mengharapkan kritik dan
saran pembaca untuk kelanjutan penulisan cerita berikutnya.
Akhirnya harapan saya semoga cerita singkat ini bisa bermanfaat bagi para pembacanya.
Mataram, 22 Mei 2013
Penulis,
ARDIE ARRAHMA
LATAR BELAKANG
Sudah
tidak terbantahkan lagi jika Gunung Rinjani menjadi magnet terbesar
yang diandalkan 'pulau pedas' ini untuk menarik wisatawan baik domestik
maupun mancanegara. Panorama alam eksotik yang disajikan sepanjang
perjalanannya tidak akan pernah habis untuk dibahas dan akan selalu
terkenang sepanjang masa.
Penulis sendiri terkahir kali melakukan
perjalanannya lebih dari tujuh tahun silam, namun kenangan indah akan
perjalanannya masih membekas hingga sekarang dan selalu mengusik saya
untuk melakukannya lagi, namun sayang karena masalah pekerjaan yang
tidak pernah bisa penulis tinggalkan sehingga keinginan itu sampai saat
ini belum tergapai. Hingga akhirnya berinisiatif untuk menuangkannya ke
dalam sebuah cerita agar kenangan itu makin lekat dan menjadi penawar
kerinduan saya pada gunung yang menjadi salah satu destinasi pariwisata
dunia itu.
Di samping itu setidaknya dengan hadirnya
cerita ini akan menjadi travel guide atau petunjuk arah bagi para
pecinta alam yang buta sama sekali akan kondisi alam di gunung rinjani
terlebih bisa menggugah lebih banyak lagi wisatawan yang ingin
berkunjung ke gunung Rinjani.
Have enjoy your travel!