>

Kamis, 28 Juni 2012

Bayi Berenang


Artikel: Bayi Berenang

Horee, ... Aku “Terbang” dalam Air!    
    Masih banyak orang tua takut mengajak bayi nyebur ke kolam renang. Padahal, bermain air sungguh oke!
   
  Beberapa ahli seperti Laurie Lawrence , pelatih renang khusus bayi dari Amerika Serikat, maupun Huguette Harkins ,   pelatih renang bayi dari Melbourne, Australia, mengungkapkan betapa mudahnya mengajar renang pada bayi. Tak percaya kalau tak mencoba kan?

   
  Bangun dulu kepercayaan   Sebenarnya, kunci utama dalam mengajar bayi berenang adalah si kecil harus benar-benar menikmati pengalaman pertamanya di kolam renang. Sebab, ada juga bayi yang langsung takut begitu tubuhnya menyentuh air. Dibandingkan air bak mandinya, jumlah air di kolam renang tentulah   luar biasa banyaknya. Tapi, bukan berarti Anda harus khawatir atau ragu-ragu untuk memulainya.   Perhatikan sejumlah kiat berikut ini.   
  Pertama-tama, Anda sendiri harus tenang dulu. Setelah itu, barulah Anda bisa mulai memperkenalkan dunia yang sama sekali baru bagi bayi Anda. Yang pasti, jangan serba terburu-buru. Biarkan saja si kecil menikmati tetesan demi tetesan air mengalir di tubuhnya. Juga, asah kepekaan Anda biar bisa pas dengan keinginannya. Biasanya, suasana yang rileks (tidak tegang) plus segudang kreativitas bisa jadi ‘magnet' bagi si kecil untuk berlama-lama dalam air. Kalau ia sudah makin akrab dengan air, tidak sulit untuk mengajarinya berenang.   
  Sebagai catatan, kepercayaan penuh amat berperan di sini. Bagaimanapun, bayi Anda akan mempercayakan diri sepenuhnya pada orang yang mengajaknya masuk ke air. Jika orang itu adalah Anda, ayahnya, maka mau tidak mau Anda menanggung beban yang cukup berat. Karena, salah strategi akan fatal akibatnya. Bisa-bisa si kecil malah jadi trauma dan makin susah diajak berenang.  
   
  Setahap demi setahap   Memperkenalkan dunia renang memang perlu dilakukan secara bertahap. Mulailah dengan mengajak anak bermain air di pinggir kolam dulu. Pukul-pukulkan air. Kalau ia masih kelihatan takut-takut dengan cipratan air itu, jangan paksa dia. Agar keberaniannya terpupuk, sesekali biarkan air kolam terpercik di wajah mungilnya.
  Begitu si kecil terlihat agak berani, barulah Anda gendong masuk ke dalam kolam. Biarkan si kecil merasa aman dan juga makin dekat dengan Anda. Lalu, ajak bayi Anda memukul-mukul permukaan air. Dengan begitu, percikan-percikan air akan membasahi kalian berdua. Bila Anda gemar bernyanyi, pastilah akan semakin menyenangkan. Irama kecipak air dan suara nyanyian Anda bisa membuat si kecil enjoy dan senang.
  Tahap selanjutnya adalah mengajarinya “melihat” dasar kolam. Ini memang tahap awal bagi si kecil untuk berani memasukkan kepalanya ke dalam air. Asal tahu saja, tahap ini perlu sebab ia harus menahan napas saat berenang kelak.   
  Ingat ya, setiap tahap ini berlangsung sangat individual. Bisa berlangsung cepat, hanya sekali dua kali. Akan tetapi, bisa pula sampai beberapa kali. Jadi, Anda harus belajar mengenali kemampuan si kecil dan juga perlu ekstra sabar.
   
  “Horeee… Aku bisa terbang”   Nah, begitu kepercayaan diri si kecil sudah tumbuh, ajak bermain di air. Biarkan ia jadi pesawat yang sedang mengangkasa. Caranya? Tengkurapkan si kecil. Sangga dadanya dengan telapak tangan kiri Anda, sementara perut dan kakinya dengan telapak tangan kanan. Pada awalnya, kedua siku lengan Anda sebaiknya agak menekuk dulu agar tubuhnya agak dekat dengan tubuh Anda. Dengan begitu, ia juga akan merasa aman. Katakan, “Horeee... Aku bisa terbang.”
  Secara perlahan-lahan, agak rentangkan kedua lengan Anda. Jadi, bayi Anda seolah-seolah melayang sendiri di atas air. Dalam posisi seperti ini, ia bisa merasakan adanya tekanan dari air. Nah, kalau sudah lebih berani lagi, minta si kecil membentangkan kedua tangannya. Kali ini, katakan saja, “Horeee... Aku jadi pesawat terbang.”
  Sebagai variasi, telentangkan si kecil di atas air. Caranya? Sangga bokong dan punggung dengan telapak tangan kiri, sementara sangga leher telapak tangan kanan. Biarkan ia tidur-tiduran selama beberapa waktu. Secara perlahan-lahan, lepaskan telapak tangan Anda yang menyangga bokong dan punggungnya. Dalam posisi ini, bayi Anda akan merasakan nikmatnya melayang di atas air.     
  Bagaimana dengan kakinya? Biarkan kaki mungilnya bergerak sesukanya. Gerakan kaki yang “memukul-mukul” permukaan air seakan-akan jadi baling-baling yang mendorongnya bergerak maju di air.
  Nah, kalau ia sudah pintar melayang di air, barulah Anda pegang kedua tangannya sambil Anda berjalan mundur. Jika inipun sudah dilakukannya dengan piawai, lepaskan si kecil dan biarkan dia berenang sendiri.  
                  Bisa sehat, kuat plus pintar                 Anda ingin si kecil gesit bak lumba-lumba? Jangan ambisius dulu, dong!   Sebab, tak semua anak bisa dengan mudah melayang di air. Ini benar-benar sifatnya individual. Yang paling penting adalah bukan soal ia pintar berenang atau tidak, melainkan proses belajar dan gerakan-gerakan yang dilakukan ketika belajar berenang.
  Yang pasti, gerakan yang dilakukan saat berenang akan memperlancar sirkulasi darah dan kerja organ-organ tubuhnya. Juga, otot-otot tubuhnya akan kian lentur dan kuat. Lalu, daya tahan tubuhnya jadi tinggi.
                Lalu, berenang juga sarana tepat untuk membentuk kepribadian. Biasanya anak yang belajar berenang akan tumbuh jadi anak yang pede , bahagia, mandiri, dan gampang menyesuaikan diri. Bukan cuma itu. Bermain air betul-betul membuatnya gembira.
                Keuntungan lain adalah, diduga gerakan anggota badan si kecil ketika berenang akan merangsang saraf-saraf tepinya. Kalau sudah begini, saraf di otak jadi aktif. Diharapkan, si kecil jadi lebih pintar deh.
  Dan yang paling penting adalah, kedekatan Anda dengan si kecil bisa terjalin kian erat. Semburan air dan canda ayah adalah kebahagiaan yang akan selalu melekat dalam ingatannya.  
   
                Kalau berenang bersama si kecil memang begitu besar manfaatnya, mengapa Anda tidak mencobanya dari sekarang? Apalagi, olahraga ini memang relatif aman. Ketika berenang, berat badannya tidak disangga oleh dirinya sendiri, melainkan diambil alih oleh air. Itu sebabnya, ia bisa melayang alias mengapung. Ayo, tunggu apa lagi?
   
  Boks 1:
  Kapan Mulai?
   
  Usia 4-6 bulan adalah saat tepat bagi bayi untuk mengenal kolam renang. Selain insting refleks akuatiknya (kemampuan untuk segera menarik napas sebelum menyentuh air) belum hilang, juga saat pas untuk melatih koordinasi gerakan otot-otot tubuhnya. Ia juga sudah punya naluri mengapung, selain sudah mampu mengatur napas.
  Yang penting, jangan paksa si kecil berenang. Meski secara alami sudah mahir menahan napas dalam air, umumnya ia akan terus menelan air. Juga, batasi waktunya hingga 10 menit saja, biar ia tidak sakit atau keracunan air (akibat terlalu banyak air atau kurang pembuangan cairan tubuh). Begitu usianya menginjak 6-18 bulan bolehlah waktu berlatihnya ditambah jadi 15 menit. Kalau ia sudah lebih pintar, Anda dapat saja melonggarkan waktu berlatihnya jadi 30 menit.
                Lalu, pada usia 6-10 bulan, bayi-bayi yang sudah mengenal air dengan baik sudah bisa belajar menahan napas dalam air. Dengan latihan rutin, pada usia 12 bulan biasanya ia sudah bisa dilepas selama beberapa detik untuk berenang dari ayah menuju ke ibu, atau sebaliknya.      
               
  Boks 2:
  6 Langkah Wajib
   
                Menurut Laurie Lawrence, belajar berenang bukannya tanpa aturan. Berikut 6 latihan yang harus dikuasai si kecil agar pintar berenang:
    Menahan napas.
    Berendam. Secara bertahap ditingkatkan dengan menyelam selama beberapa waktu. Dengan begitu, kemahiran menahan napasnya kian terlatih.
    Mengapung. Meski keterampilan ini secara alami telah dikuasai, namun Anda tetap perlu mengasahnya. Misalnya, dengan menelungkupkan tubuhnya.
    Mendorong tubuh, agar bisa meluncur ke depan.
    Membalikkan tubuh.
    Gabungan antara keterampilan mendorong tubuh dan membalikkan tubuh.
   
  Boks 3:
  Sepele, tapi Perlu      Pilih kolam renang. Jika mungkin, cari kolam renang yang kandungan kaporitnya tidak terlalu tinggi, agar mata anak tidak mudah perih.
    Perhatikan suhu air . Jika air kolam terlalu dingin (di daerah pegunungan misalnya), bisa mengganggu kegembiraan si kecil. Nah, suhu kolam yang paling nyaman untuk berenang sekitar 32- 33 ° C.
    Jangan lengah . Perhatikan terus gerakan anak Anda. Jangan lengah, walau sedetik saja.  
    Perlu pengawas lain . Sebaiknya ibu atau orang dewasa lain juga ikut mengawasi di tepi kolam. Syukur jika ada lifeguard yang berjaga di seputar kolam.
    Waktu tepat untuk belajar renang sebaiknya pas pada jam biasanya ia mandi, yakni pagi atau sore. Pada jam-jam itu tubuh si kecil terbiasa berada dalam air.
    Pakai baju renang . Sebaiknya, pilihlah celana renang khusus bayi agar si kecil nyaman dan leluasa menggerakkan tubuh.
    Pakai kacamata renang . Seringkali kolam renang mengandung kaporit tinggi, maka bujuk si kecil untuk memakai kacamata renang (google). Terlebih jika ia sudah mulai sering memasukkan kepalanya ke dalam air.
    Pagari kolam renang pribadi, agar si kecil tidak bisa masuk kolam sendirian.
   
  Boks 4:
  Fun, Fun, and Fun    
  Terlalu banyak menelan air atau muntah karena ketakutan, biasanya membuat si kecil kapok nyebur ke kolam renang. Kalau sudah begini, acara belajar renang jadi momok bagi si kecil. Jadi, kalau tiba-tiba ia menangis ketakutan mendengar kata renang, bisa jadi ini karena si kecil agak trauma dengan latihannya.
  Terpaksa hentikan dulu latihan sementara waktu. Beberapa minggu kemudian bolehlah ia diajak ke kolam lagi. Lebih bagus lagi jika suasana hatinya sedang gembira. Bagaimanapun, berenang harus dilakukan dengan gembira, gembira, dan gembira...
   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar