>

Jumat, 25 Mei 2012

peace

BAHAN RENUNGAN BERSAMA!
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Ada dua desa bertetangga yang akhir-akhir ini entah untuk yang keberapa kalinya kembali situasinya kian memanas walau pada kasus terakhir sudah ada kesepakatan damai antar keduanya, tapi kalo mau jujur bara perselisihan antar keduanya masih terlalu berkobar untuk bisa dipadamkan begitu saja, aroma kebencian yang sudah mengakar antar mereka masih sangat kental dan memungkinkan untuk sewaktu-waktu disulut oleh pihak2 yang tidak bertanggung jawab yang justru tidak ingin melihat kedua desa rukun sejahtera maju berdampingan.
Sudah seharusnya ada langkah preventif dari kedua belah pihak, agar kejadian ini tidak berulang di masa mendatang, seyogyanya kewajiban sepuh dari kedua desa baik tokoh agama maupun tokoh adat untuk turut mengayomi, tokoh pemuda juga bertanggungjawab ikut aktif mencegah benih-benih laten dari setiap perselisihan yang sekiranya akan berkembang menjadi masalah besar dengan mengadakan silaturrahmi secara intens, duduk bersama untuk mencari solusi terbaik bagi keduanya.
Yang menjadi pertanyaan apakah kita mau selamanya hidup berselisih sepanjang masa. Apakah ini yang akan kita wariskan kepada anak cucu kita. Saya kira siapapun mendambakan hidup rukun damai dan tenang. Untuk itu mari mulai dari GENERASI SEKARANG INI kita perbaiki hubungan kita, karena bagaimanapun antar keduanya punya hubungan emosional yang sangat dekat. Tidak sedikit yang memiliki hubungan darah antar kedua desa yang bahkan sudah terjalin sejak nenek moyang kita. Lantas apakah kita terus akan menutup mata pada fakta ini.
Pernahkah kita bayangkan dari bentrok fisik yang terjadi, timbul korban dan setelah dirunut ternyata meski korban tersebut merupakan musuh desa kita, memiliki hubungan darah sangat dekat dengan salah satu atau sebagian dari kita? syukurnya dari banyak kasus yang pernah terjadi tidak pernah terjadi korban jiwa (na’uzubillah mudah-mudahan tidak akan pernah terjadi).
Saya kira pada kasus ini kita lebih mengutamakan emosi kedaerahan, bangga menjadi anak dari desa kita bukan berarti menutup diri terhadap desa lain.
Wassalam

PEACE FOREVER

Tidak ada komentar:

Posting Komentar